Mereka Jagoan Kita

source: http://www.tempo.co/read/news/2010/09/26/072280595/Mereka-Jagoan-Kita

Minggu, 26 September 2010 | 08:24 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta – Meski pengalaman Indonesia dalam industri game atau aplikasi untuk komputer dan ponsel masih sangat muda, karena industri ini baru benar-bergerak sekitar lima tahun belakangan, sejumlah karyanya sudah patut dibanggakan. Ini beberapa di antara karya yang top dan spektakuler itu.

iWriteWords

HARIAN berpengaruh di Amerika Serikat, The New York Times, menulis sederet aplikasi di iPhone paling bagus untuk anak-anak. Salah satu yang ditunjuk dalam tulisan setahun silam adalah iWriteWords, program yang disusun Roy Winata dari GDI Plus, pengembang game dari Jalan Gajah Mada, Jakarta.

Game ini diperuntukkan bagi anak di bawah lima tahun yang ingin membaca. Dengan menggoreskan jari di layar iPhone atau iPad untuk mengikuti titik-titik di layar, si bocah bakal belajar menulis huruf. Ini game untuk balita, jadi sangat sederhana.

Roy mengerjakan sendiri proyek iWriteWords di sela-sela memimpin perusahaan peranti lunak yang ia dirikan pada 2000, yakni PT Global Dinamika Informatika (GDI). Selama empat bulan Roy sendirian menyusun algoritma iWriteWords. Pada saat yang sama, rekannya sesama alumnus Satya Wacana Salatiga dan sesama pendiri GDI, Agustinus Feiry, membuat aplikasi iPhone lain yang belakangan sukses mendatangkan ratusan juta rupiah, iNews.

Roy membuat game ini untuk kepentingan anaknya, Ansell, yang baru berusia empat setengah tahun dan sedang belajar membaca. Gambar-gambar buatan Ansell ikut dimasukkan ke iWriteWords dan dengan alami membuat game itu menjadi berwajah sangat kekanak-kanakan dan menyenangkan.

“Saya semula berpikir tidak mungkin game ini bisa mendapatkan uang,” kata Roy. Ini karena pengguna iPhone masih sangat sedikit. Dari yang sedikit itu, yang memiliki anak balita lebih sedikit. Dan yang memiliki anak dan bersedia meminjamkan iPhone ke anak balita dengan risiko dibanting-banting lebih sedikit lagi. Tapi aplikasi yang dibuat dengan rasa cinta kepada Ansell rupanya berbuah sangat manis. Sejak diluncurkan awal tahun lalu, iWriteWords sudah mendatangkan sekitar Rp 800 juta.

Infectonator

Toge Productions memang tidak menang dalam kontes game sepanjang maksimal 60 detik yang digelar Mochiland tahun lalu. Tapi studio dari Bumi Serpong Damai ini mesti berterima kasih karena Mochiland–situs Internet yang menghubungkan para pembuat game di seluruh dunia–membuat mereka menghasilkan karya terbesar sampai sekarang, seri Infectonator.

Infectonator total sekarang sudah dimainkan 60 juta orang. Di situs game Internet seperti BubbleBox, sampai pekan ini permainan garapan Kris Antoni dan Sudarmin Then ini masih menjadi yang paling banyak dimainkan.

Game ini berawal saat Mochiland membuat kontes. Toge, yang berdiri sejak awal 2009, mengirim karyanya berjudul Infectonator dengan cerita soal zombie. “Kami kalah, tapi tanggapan bagus,” kata Sudarmin. Infectonator ini dirilis pada November. Bulan berikutnya, muncul versi terbaru yang disebut edisi Natal. Tanggapan terus bagus dan akhirnya, Februari lalu, mereka meluncurkan versi terbaru dengan nama Infectonator! World Dominator.

Cube Colossus

DARI uang dan jumlah penggemarnya, Cube Colossus bisa jadi tidak spektakuler seperti Infectonator. Tapi game buatan Lucidrine ini boleh masuk catatan karena mendapat dua penghargaan sekaligus dalam acara Pertemuan Game Flash 2010 di San Francisco, Maret lalu, untuk kategori nomor satu di “People”s Choice” sekaligus runner-up kategori “Best Shooter Game”.

Game ini masuk kategori shooter karena memang pemainnya, Rua Elzee dan Cedric Ashcrof, akan menembak-nembak dengan tujuan menyelamatkan Millie Elzee yang diculik alien penghuni kubus raksasa.

Game ini berawal dari kerja sama Wimindra Lee, pengembang game dari studio Lucidrine, Jakarta, dengan bocah kelas tiga SMA Negeri 1 Magelang, Fandry Indrayadi. Benar, Fandry baru duduk di sekolah menengah atas pada 2008 itu.

Fandry saat itu sudah mampu membuat game berbasis Flash, yakni Voidgale. Wimindra Lee, yang usianya dua kali lipat Fandry, tertarik pada Voidgale. Lewat surat elektronik, mereka bersepakat membuat game menembak yang unik. Jadilah game sederhana Cube Cube Panic.

Tapi mereka belum puas. Mereka terus bertukar ide dan konsep. Fandry menyusun algoritma Flash, sedangkan Wimindra membuat karakter grafisnya. Di sela-sela sekolah Fandry dan pekerjaan Wimindra, game itu akhirnya selesai. Cube Colossus dirilis Agustus 2009.

Nur Khoiri