Dikti Dukung Program Indoped Di Indonesia

JAKARTA, HALUAN —Proses pembelajaran di tingkat pendidikan tinggi menentukan keberhasilan lulusan dalam memasuki dunia kerja. Sayangnya, hingga saat ini banyak fresh graduate yang masih kebingungan ketika terjun di industri lantaran kurang dibekali oleh pengetahuan bisnis dan dunia kerja.

Dirjen Kelembagaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti), Patdono Suwignjo mengatakan, angka pengangguran dari kalangan berpendidikan semakin meningkat. Salah satu penyebabnya, pendidikan Indonesia yang tidak relevan atau sejalan dengan kebutuhan industri.

“Sebelumnya prioritas kami adalah meningkatkan akses dengan memperbaiki infrastruktur dan memberikan beasiswa. Tetapi dalam lima tahun ke depan prioritasnya adalah meningkatkan kualitas pendidikan tinggi, daya saing, dan menciptakan pembelajaran yang relevan dengan industri,” tuturnya dalam Opening Ceremony Indoped di Binus University International, Jakarta, Selasa (12/4).

Lima institusi pendidikan di Eropa bersama enam institusi pendidikan Tanah Air saat ini sedang mengembangkan Indoped, yakni sebuah proyek yang didanai Uni Eropa (EU) untuk mengakomodasi pengembangan pendidikan, baik di Indonesia maupun Eropa. Tujuannya, memperbaharui sistem pendidikan dengan pendekatan baru, termasuk kolaborasi antaruniversitas dan korporasi yang sudah biasa diterapkan pada sistem pendidikan Eropa.

“Proyek Indoped relevan dengan tujuan Kemristekdikti. Terutama untuk meningkatkan kapasitas pendidikan tinggi di Indonesia. Ditambah dengan adanya student center learning dan inovasi,” ucapnya.

Oleh karena itu, lanjut Patdono, Kemristekdikti mendukung proyek tersebut. Menurutnya, Indoped juga menjadi salah satu kesempatan bagus untuk membangun kerjasama antara institusi pendidikan Indonesia dan luar negeri. Kendati demikian, dia juga memberikan beberapa catatan untuk pelaksanaan proyek ini.

“Kalau ada hambatan silahkan tanyakan ke kami. Jika nanti sukses, bisa diterapkan dan disosialisasikan di kampus-kampus lainnya. Namun, model pembelajaran harus disesuaikan dengan tradisi, kultur, dan tingkat pendidikan di Indonesia. Mewakili Menristekdikti, saya mengucapkan terimakasih kepada Erasmus dan Uni Eropa untuk proyek Indoped ini,” imbuhnya.

Pada proyek ini, kelima institusi pendidikan Eropa yang bergabung, meliputi Turku University of Applied Science (TUAS), Inholland University, University of Seville, Erhvervsakademi Aarhus (EA­AA), dan University of Gdansk. Sedangkan enam institusi pendidikan Indonesia yang terlibat, yakni Binus University International (BUI), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Widya Mandala Katolik (UWMK), Universitas Syiah Kuala (Un­syiah), dan Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Open Learning Centre (SEAMOLEC). (h/okz)(©HARIAN HALUAN JAKARTA)

Sumber:
http://www.uny.ac.id/berita/dikti-dukung-program-indoped-di-indonesia.html

Whatsapp