‘Jack Ryan: Shadow Recruit’: Kisah Agen Rahasia Minus Gimmick

Jakarta – Kenneth Branagh memang seorang aktor yang piawai, dan sebagai sutradara jelas bukanlah kacangan. ‘Hamlet’, salah satu karyanya, adalah sebuah film yang keren. Dan, ‘Thor’ walaupun mendayu-dayu tapi cukup membuat banyak penggemar Marvel terpuaskan. Di musim reboot yang sedang booming di Hollywood, Branagh diajak untuk memperbarui kisah agen rahasia cekatan milik Tom Clancy bernama Jack Ryan. Setelah Alec Baldwin, Harrison Ford dan Ben Affleck mencobanya, kini giliran aktor muda yang sedang laris, Chris Pine didapuk menjadi Jack Ryan era Twitter.

Ditulis oleh Adam Kozad dan David Koepp, dalam episode ini kita menemui pahlawan kita sedang menimba ilmu di London. Tidak seperti kebanyakan film agen rahasia lainnya, Jack Ryan diperkenalkan sebagai sosok yang mempunyai kecerdasan tinggi. Ketangkasan fisik? Jack memang hampir kehilangan kakinya, tapi berkat Cathy (diperankan oleh Keira Knightley dengan aksen Amerika yang lumayan), ia kembali bisa berjalan dan… mengencaninya!

Dan, saat itulah si katalis muncul. Harper (Kevin Costner) agen rahasia CIA yang sudah senior mengajak Jack untuk menjadi anak buahnya. Jack, dengan kepintarannya ditugaskan di Wall Street untuk mengawasi peredaran uang dari para penjahat yang kemungkinan besar dipakai untuk mendanai terorisme. Jack yang begitu tangkas dengan pekerjaannya melihat bahwa ada sejumlah rekening misterius yang membawanya ke Rusia. Di negeri itulah Jack akhirnya harus menghadapi lawan-lawan yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.

Sebagai sebuah film yang utuh –tanpa perlu dibandingkan dengan seri Jack Ryan sebelumnya– ‘Shadow Recruit’ lumayan seru walaupun kehilangan identitas. Pine dan Knightley memang tidak memainkan peran mereka dengan luar biasa. Tapi, keduanya sudah lebih dari cukup untuk memberikan warna baru dalam dunia Jack Ryan versi modern ini. Sementara Knightley memamerkan aksen Amerikanya, Pine memamerkan kemampuannya berkelahi dengan tangan kosong di sini. Dia memang cukup kharismatik dalam ‘Star Trek’ dan konyol dalam ‘This Means War’, namun dalam ‘Shadow Recruit’ inilah kita baru bisa menyaksikan betapa jagoannya dia.

Costner mempunyai kharisma yang lebih dari cukup untuk meyakinkan penonton bahwa dia adalah agen yang sudah senior. Bonusnya, dia mempunyai comedic timing yang bagus untuk memecahkan suasana ketegangan. Branagh sendiri yang kebagian peran sebagai penjahat memang tidak semengesankan Phillip Seymor Hoffman dalam ‘Mission:Impossible 3’ atau semua penjahat Bourne. Tapi, dia tahu bagaimana membuat suasana menjadi menegangkan. Lihat bagaimana dia duduk bersama dengan Knightley. Suasana tegang dan juga erotis bisa tertangkap hanya dalam satu adegan saja.

Menggunakan intrik financial chaos, ‘Shadow Recruit’ memang seperti memiliki nilai lebih. Namun, secara keseluruhan penonton akan segera lupa dengan apa yang baru saja mereka tonton. Jika Ethan Hunt punya seluruh timnya, James Bond memiliki semua gadis-gadis seksi dan Jason Bourne memiliki dendam ditambah skill bertarung level tinggi, Jack Ryan tidak memiliki apa-apa selain Keira Knightley di sampingnya. Kekurangan trademark, minimnya aksi gila –adegan membobol gedung yang dilakukan Branagh memang menarik, namun tidak sampai membuat Anda melongo– dan tiadanya penjahat yang legendaris membuat ‘Jack Ryan: Shadow Recruit’ menjadi sebuah reboot yang kurang greget. Menyenangkan, tapi tidak memberikan adrenalin yang Anda butuhkan dari film-film macam ini.

Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.

Sumber : http://hot.detik.com/movie/read/2014/01/21/175949/2473975/229/jack-ryan-shadow-recruit-kisah-agen-rahasia-minus-gimmick

Download : Jack Ryan-Shadow Recruit-Kisah Agen Rahasia Minus Gimmick

Whatsapp