‘Lights Out’: Mimpi Buruk Baru dari Kegelapan

lightsout2

Jakarta – Seorang pria bernama Paul (Billy Burke) sedang bekerja lembur di sebuah pabrik manekin. Asistennya yang ketakutan melihat sesuatu yang ganjil mengingatkan sang bos agar berhati-hati. Tak lama setelah asistennya pergi, Paul mulai melihat sesuatu yang aneh. Sosok misterius berwarna hitam muncul di tengah kegelapan dan menyakitinya. Sebelum bisa berpikir logis tentang apa yang menyerangnya, Paul sudah keburu tewas.

Adegan menegangkan tersebut adalah pembukaan yang efektif untuk film horor karya David F. Sandberg yang diberi judul ‘Lights Out’. Film ini mengisahkan tentang seorang gadis bernama Rebecca (Teresa Palmer) yang sangat tertutup. Bahkan teman kencannya yang bernama Bret (Alexander DiPersia) harus mengingatkan berapa lama sebenarnya mereka sudah berhubungan. Rutinitas normal ini berubah ketika adik tiri Rebecca, Martin (Gabriel Bateman) ketiduran di kelas. Rebecca terpaksa harus menjaga adiknya mengingat ibu mereka, Sophie (Maria Bello), tidak bisa menjaga dirinya sendiri.

Malam itu, di tengah kegelapan, Rebecca menyaksikan sesuatu yang ganjil. Ketika lampu mati, dia melihat sosok gelap mencoret-coret sesuatu di lantainya. Begitu lampu menyala, sosok itu menghilang. Ketika lampu mati lagi, sosok tersebut muncul lagi. Begitu seterusnya. Rebecca dan Martin panik. Apalagi setelah mereka tahu bahwa sosok hitam misterius tersebut bisa menyakiti mereka. Misteri ini akhirnya membawa mereka kepada sebuah nama, Diana, dan rahasia masa lalu ibu mereka.

‘Lights Out’ adalah adaptasi dari film pendek Sandberg yang berjudul sama yang sempat viral di Youtube. Melihat potensi yang besar, Warner Bros memberikan jalan kepada Sandberg untuk membuat versi panjangnya. Film ini mendapatkan warisan premis yang sederhana dan kuat. Pun tidak bertele-tele dan menggunakan kekuatannya―sosok mengerikan dalam kegelapan―dengan efektif, meskipun kadang-kadang di beberapa bagian terasa dieksploitasi. Poinnya jelas dan tersampaikan dengan begitu baik.

Ada begitu banyak “jump scares” yang akan membuat pecinta horor kegirangan di dalam bioskop. Yang patut diberi kredit dari skrip Eric Heisserer ini adalah penggambaran karakternya-karakternya. Seperti film horor supernatural lainnya, latar belakang tentang hantunya dijelaskan. Namun, dalam kasus ‘Lights Out’, tidak diekspos habis-habisan. Yang menarik adalah bagaimana Heisserer menempatkan Rebecca sebagai karakter utamanya yang terasa nyata. Begitu film berjalan, penonton akan mulai mengerti kenapa Rebecca begitu tertutup.

Seperti film pendeknya, Sandberg ahli dalam mengatur tensi untuk menakut-nakuti penonton. Gambar-gambar dari Marc Spicer membantu untuk melukis nuansa yang gelap sinematis. Editing dari Michael Aller juga tepat guna. Tidak ada momen yang terbuang-buang. Sandberg juga ternyata berhasil menggali potensi dari Teresa Palmer. Dalam film ini Palmer berhasil menjadi kompas penonton untuk mengarungi horor yang terpampang di layar. Ekspresi ketakutannya dan bagaimana dia menyampaikan rasa sayang kepada adiknya tergambarkan dengan baik.

Setelah ‘The Conjuring 2’ yang berhasil membuat orang nge-fans dengan Valak, ‘Lights Out’ berhasil menampilkan mimpi buruk baru dalam kegelapan. Film ini akan menjadi tontonan seru bagi Anda pecinta horor. Dan bersiap-siaplah untuk parno begitu lampu dimatikan.

Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.

Sumber: http://hot.detik.com/premiere/d-3278937/lights-out-mimpi-buruk-baru-dari-kegelapan

Whatsapp