‘The Other Woman’: Kembalinya Romansa Komedi yang Ringan Menghibur

Jakarta

Carly (Cameron Diaz) pengacara cantik yang sukses menemukan dirinya bermesraan dengan seorang lelaki tampan bernama Mark (Nicolaj Coster-Waldau, diimpor dari serial hits ‘Game of Thrones’). Pertemuan mereka yang begitu singkat dan mengejutkan tidaklah penting. Yang penting adalah betapa cocoknya mereka berdua. Mark tidak hanya pria yang romantis, tetapi juga sosok yang menghangatkan dan penuh dengan kejutan. Yang tidak Carly ketahui adalah Mark ternyata mempunyai kehidupan yang lain. Kehidupan dengan rumah di daerah suburban dan istri yang cerewet bernama Kate (Leslie Mann) lengkap dengan anjing bernama Thunder yang besarnya menyerupai Mini Cooper.

Suatu malam, Carly memutuskan untuk mengunjungi kediaman Mark di Connecticut. Saat itulah Kate membuka pintu. Kelabakan, Carly kabur secepat yang ia bisa. Kate yang merasakan ada kejanggalan dengan perilaku suaminya yang sok sibuk akhirnya mengkonfrontasi Carly. Saat itulah dia menyadari bahwa Carly memang selingkuhan suaminya. Keadaan menjadi semakin ruwet ketika mereka menemukan perempuan ketiga di kehidupan Mark. Bersama dengan Amber (Kate Upton), Carly dan Kate pun bekerja sama untuk mempersulit hidup Mark.

Jangan anggap remeh chick-flick. Film-film bergenre komedi dengan bumbu-bumbu romansa adalah salah satu komoditi utama Hollywood. Di tahun 90-an genre ini cukup disayangi. Meg Ryan, salah satu ikon chick-flick 90-an, bahkan berhasil menjadi superstar gara-gara aksinya dalam film-film seperti ‘When Harry Met Sally’, ‘Sleepless In Seattle’ atau ‘You’ve Got Mail’. Memasuki era milenium, genre ini mulai tersisih dengan adanya berbagai macam serangan film raksasa Hollywood. Beberapa chick-flick memang berhasil mencuri perhatian, seperti misalnya ‘The Devil Wears Prada’ atau ‘The Proposal’. Namun, selebihnya adalah pengulangan dari film-film sejenis.

‘The Other Woman’ bukanlah pengecualian. Bagi Anda yang sudah menonton ‘John Tucker Must Die’, Anda sudah pasti bisa menebak plot film ini dengan menutup mata. Nick Cassavetes —pria yang bertanggung jawab atas banyaknya air mata yang berlinang melalui ‘The Notebook’— tidak bisa menyelamatkan film ini bahkan dengan bintang sekelas Cameron Diaz dan Leslie Mann. Skrip yang ditulis oleh Melissa Stack tidak hanya klise –mencampuri minuman si cowok dengan obat pencahar adalah joke paling basi yang pernah ada— namun juga di penghujung film memaksa karakter Mark berubah menjadi sosok yang memuakkan. Film-film chick-flick memang selalu happy ending, namun membuat karakter Mark menjadi seperti tokoh animasi Disney adalah bukti bahwa penulis skripnya begitu malas.

Meskipun begitu, duet Cameron Diaz dan Leslie Mann tetap menjadi hiburan tersendiri. Cameron Diaz dan Leslie Mann yang begitu ahli memainkan karakter seperti ini mempunyai chemistry yang begitu bagus. Keduanya bahkan bisa membuat Anda menyeringai dengan hanya memejamkan mata mereka. Kate Upton, di sisi lain, masih kaku walaupun itu bukan jadi masalah mengingat bentuk badannya adalah alasan utama kenapa dia didapuk dalam film ini. Kejutan ternyata datang dari Nicki Minaj yang berperan sebagai sekretaris Cameron Diaz yang bisa berakting natural.

‘The Other Woman’ tidak akan memenuhi standar chick-flick lain yang jauh lebih keren. Tapi, bagi Anda yang bosan dengan film yang membutuhkan berpikir, dan menginginkan dua jam penuh ketololan yang menghibur, ‘The Other Woman’ lebih dari cukup. Ditambah bonus, sinematografi berwarna pastel dan musik TOP 40 yang membuai. Anda akan lupa dengan ceritanya begitu keluar dari bioskop, tapi setidaknya ketegangan Anda akan mencair.

Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.

 

Sumber :

Whatsapp