‘Deepwater Horizon’: Mimpi Buruk di Kilang Minyak

d9dc8933-ae88-4719-aad8-39703e140c07_169Jakarta – 20 April 2010, drilling rig bernama Deepwater Horizon meledak dan menelan 11 korban jiwa. Tragedi tersebut terekam jelas dalam film terbaru Peter Berg yang berjudul ‘Deepwater Horizon’. Jika Anda menyukai karyanya seperti ‘The Kingdom’ atau ‘Lone Survivor’, maka film terbarunya ini patut Anda saksikan.

Film dibuka dengan layar gelap dan sebuah testimoni tentang bagaimana kecelakaan tersebut bisa terjadi. Kemudian kita melihat Williams (Mark Wahlberg) dan istrinya (Kate Hudson) menghabiskan hari terakhir mereka sebelum Williams pergi kerja.

Mereka bermalas-malasan di kasur, anaknya menceritakan tentang tugasnya dan obsesi anaknya terhadap fosil dinosaurus. Kita melihat gambaran keluarga yang harmonis dan hangat. Kemudian, penulis skripnya, Matthew Sand dan Matthew Michael Carnahan mengantarkan kita kepada dua karakter lain yang krusial.

Yang pertama adalah Andrea (Gina Rodriguez, dari serial TV ‘Jane The Virgin’) dan Mr. Jimmy (Kurt Russell). Mereka bertiga akhirnya membawa kita ke dalam dunia kilang minyak dan melihat betapa birokrat-birokrat ini (diwakili oleh John Malkovich yang memerankan karakter ini dengan halus) adalah jawaban kenapa kecelakaan tersebut bisa terjadi. Dan malam itu menjadi malam yang panjang bagi mereka semua.

Peter Berg patut mendapatkan kredit tersendiri atas kerjanya dalam film ini. Berg tidak hanya berhasil menyajikan sebuah film action yang menegangkan namun juga sebuah adaptasi kisah nyata yang apik. Film ini mengingatkan kita pada ‘Lone Survivor’: Berg peduli benar dengan karakter-karakternya. Sehingga ketika mereka menghadapi dilema hidup yang berat, kita jadi ikutan tersiksa. Hal yang sangat berbeda dengan apa yang dia lakukan terhadap ‘Battleship’.

Sebagai sebuah film action berbau horor (karena semuanya terasa mengerikan untuk disaksikan), ‘Deepwater Horizon’ terasa seperti salah satu seri ‘Final Destination’. Hanya saja kita lebih peduli dengan karakter-karakternya. Kita dituntun untuk melihat dari awal bagian mana saja yang salah dan ketika api tersebut berkobar, kita hanya bisa berharap bahwa mereka semua bisa melarikan diri.

Berg membungkus filmnya dengan teliti. Tensinya terjaga dengan begitu baik. Dari awal sampai akhir, film ini asyik untuk disimak. Penggunaan drama rumah tangga Williams memang terasa sangat klise dan banal, namun hal tersebut ternyata masih efektif untuk membuat sang pahlawan tampak lebih gagah. Sosok Williams yang diperankan Mark Wahlberg dengan pesona yang cukup, menjadi salah satu poin dramatisasi yang pas. Keheroikannya membuat film ini terasa menggelegar.

Sementara visual Berg tidak pernah malu-malu untuk menunjukkan horor, tata suaranya akan mengajak Anda untuk beneran ‘hidup’ dalam mimpi buruk tersebut. Dua hal tersebut menjadikan alasan kuat mengapa Anda harus menyaksikan film ini di bioskop. Dan setelah menyaksikannya, Anda akan menghela napas panjang dan bersyukur bahwa Anda bukanlah orang-orang yang ada di Deepwater Horizon pada 22 April 2010.

Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.

Whatsapp