‘London Has Fallen’: Aksi Lanjutan Sang Penyelamat Presiden Amerika

Jakarta – Mike Banning (Gerard Butler) menemukan dirinya kembali mengenakan seragam compang-camping dan membawa senjata dengan darah, luka dan lebam di sekujur tubuhnya demi menyelamatkan Presiden Benjamin (Aaron Eckhart). Hanya saja setting-nya kini berbeda. Di film pertamanya, Banning harus melakukannya secara diam-diam di dalam White House. Kali ini Banning melakukannya di jalanan London.

‘London Has Fallen’, sekuel dari ‘Olympus Has Fallen’ mengikuti dengan jelas apapun yang sudah dipersembahkan oleh Antoine Fuqua dalam film pertamanya. Bahkan opening-nya pun mirip. Jika ‘Olympus’ dibuka dengan kematian sang istri Presiden―yang mengindikasikan bahwa semua hal yang buruk dapat terjadi setelahnya― maka ‘London’ membuka dengan adegan pengeboman sebuah pesta pernikahan di sebuah daerah di Timur Tengah. Aamir Barkawi (Alon Moni Aboutboul) tentu saja sakit dengan ini.

Maka, dia melakukan skenario besar dengan menggiring semua pemimpin dunia ke London yang akhirnya menjadi perayaan kematian mereka sendiri. Kecuali, tentu saja, Presiden Benjamin yang mempunyai Mike Banning di sisinya. Seperti layaknya tokoh action yang spektakuler, Banning sama sekali pantang menyerah, sanggup menyusup ke dalam markas yang berisi ratusan penjahat dengan selamat dan keluar dari sana dengan gagah perkasa.

Antoine Fuqua berhasil membuat ‘Olympus Has Fallen’ yang ditulis oleh Creighton Rothenberger dan Katrin Benedikt menjadi sebuah film yang claustrophobic. Kegilaan yang terjadi hanya di dalam ruangan, dan Fuqua membuat sang penjahat benar-benar kharismatik.

Babak Najafi yang meneruskan estafet dari Fuqua di sisi lain tidak bisa melakukan hal yang sama. Skripnya yang ditulis oleh empat orang―Creighton Rothenberger, Katrin Benedikt, Chad St. John, Christian Gudegast―tidak menawarkan apa-apa selain berbagai adegan klise yang sudah Anda lihat di banyak film action. Perbedaan besar antara film ini dan film sebelumnya adalah si pembuat film membiarkan sang presiden mengikuti aksi edan yang dilakukan oleh Banning. Suasana tegangnya memang masih bisa Anda rasakan, namun tidak seseru seperti yang ada di film pertamanya.

Untunglah, Babak Najafi masih menawarkan adegan kejar-kejaran yang seru. Pergerakan kamera Ed Wild cukup mengesankan. Terutama adegan ketika Banning menyusup masuk ke markas yang diambil dalam satu “take” yang cukup panjang. Gerard Butler bersama Aaron Eckhart jelas menikmati sekali untuk bermain tembak-tembakan. Chemistry mereka berdua cukup bagus meskipun secara akting mereka tidak memberikan hal yang banyak karena karakter mereka hanya dua dimensi.

‘London Has Fallen’ memang akan tetap menghibur bagi penonton yang sudah lelah dengan film yang memaksa untuk berpikir. Menikmati film ini sama sekali tidak membutuhkan otak. Tapi bagi pecinta film action sejati, film ini tidak menawarkan sesuatu yang belum pernah dilihat sebelumnya.

Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.

Sumber:
http://m.detik.com/hot/movie/3161710/london-has-fallen-aksi-lanjutan-sang-penyelamat-presiden-amerika

Whatsapp