‘The Avengers: Age of Ultron (3D)’: Bersenang-senang Sesuai Harapan

Banyak hal terlah terjadi setelah invasi alien di New York. Seperti kematian Loki (Tom Hiddleston) di ‘Thor 2’, pecahnya Shield di ‘Captain America: The Winter Soldier’, keputusan Tony Stark (Robert Downey Jr.) untuk “sepertinya” pergi dari carut-marut superhero di ‘Iron Man 3’ hingga perang antar-galaktika di ‘Guardians of Galaxy’. Ya, memang benar, ‘Guardians of Galaxy’ tidak ada hubungannya dengan para Avenger yang seksi itu. Tapi, mereka punya Thanos sebagai benang merah yang sama. Dan, melihat obsesi si produser Kevin Feige untuk memporak-porandakan tangga box-office, masuknya si rakun pemarah bersama geng Avenger di masa depan bukanlah impian.

Sekarang, para Avenger yang diketuai oleh Captain America/Rogers (Chris Evans) –dengan anggota Iron Man/Tony Stark, Black Widow/Romanoff (Scarlett Johansson), Hawkeye (Jeremy Renner), Hulk/Banner (Mark Rufallo) dan tentu saja si dewa sakti Thor (Chris Hemsworth)– mencoba untuk mengambil senjata terakhir mematikan yang mungkin bisa saja digunakan sang penjahat untuk menguasai dunia. Yang mengejutkan, ternyata si penjahat memiliki senjata yang tidak mereka ketahui sebelumnya: Scarlet Witch/Wanda Maximoff (Elizabeth Olsen) dan Quicksilver/Pietro Maximoff (Aaron Taylor-Johnson) yang memiliki kekuatan yang mematikan.

Jika Quicksilver sanggup melaju dengan cepat, maka Scarlett Wicth bisa memanipulasi pikiran orang. Itulah yang membuat Tony Stark ketar-ketir. Stark langsung meyakinkan Banner untuk membuat artificial intelegence canggih yang bisa mencegah alien atau siapapun menguasai bumi. Sayang, si artificial intelegence yang bernama Ultron (James Spader) memiliki kekuatan yang bahkan para Avenger pun tidak bisa menghadapinya. Saat itulah mereka menyadari bahwa bumi sekali lagi berada dalam bahaya.

Joss Whedon yang menulis dan menyutradarai Avenger untuk kedua kalinya adalah seorang geek sejati. Dia tidak hanya doyan melahap komik, tapi juga bertanggung jawab atas munculnya ribuan fanboy serial TV ‘Buffy The Vampire Slayer’, ‘Angel’, juga ‘Firefly’ yang hanya bertahan satu season itu. Hal itu menjadi modal besar bagi kelancaran Whedon menangani kisah persatuan para superhero keren ini. Film pertamanya tidak hanya membuat para penggila Marvel kegirangan –dan orang-orang DC mulai berkeringat dingin– tapi juga meluluh-lantakkan box office. Tidak heran jika kehadiran ‘The Avengers: The Age of Ultron’ sangat dinantikan.

Sebagai sebuah film aksi superhero, ‘The Age of Ultron’ memuaskan. Whedon tidak lupa bagaimana cara meramu sebuah blockbuster musim panas menjadi tontonan wajib semua orang. Semua adegan aksinya, mulai dari opening yang impresif dengan teknik satu shot yang sepertinya lagi ngetren, sampai adegan Hulk dan Iron Man adu jotos di Afrika, menghasilkan momen menyenangkan yang tidak bisa Anda temui di film lainnya. Whedon juga tidak pernah luput untuk menyisikan momen-momen komedi yang pas. Dalam seri ini Anda akan menyaksikan bagaimana aksi para Avenger lain menjajal tongkat Thor yang sakti mandraguna itu.

Dan, untuk membuat para perempuan betah di kursi bioskop menemani pacar mereka menggilai Iron Man, Whedon menambahkan unsur romansa antara Hulk dan Black Widow dengan sedikit lebih intens daripada film pertamanya. Yang menarik adalah bagaimana cara Whedon untuk tidak menjauh dari argumen gelap antara kedua karakternya yang masing-masing mempunyai kekurangan. Johansson bersama Rufallo tidak hanya mempunyai chemistry yang begitu bagus namun juga melalap adegan tersebut sehingga Anda akan berharap keduanya segera jadian dan menikah.

Satu-satunya yang membuat film ini kurang semenghentak film pertamanya adalah faktor penjahatnya. Dalam rumus film superhero, penjahat yang gila = film yang bagus. ‘The Dark Knight’ mendapatkan kejayaan karena Heath Ledger berhasil menjadikan Joker sebagai karakter antagonis yang tidak hanya membuat si Batman ketakutan tapi juga para penonton menutupi wajah. Dalam film ini, meskipun Ultron digambarkan begitu digdaya, si penjahat terlihat kurang menantang dan kurang berkharisma. Jauh dibandingkan dengan Loki dalam film pertamanya yang meskipun kurang begitu sakti namun benar-benar memiliki kemampuan menghipnotis yang gawat.

Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.

Source : http://hot.detik.com/movie/read/2015/04/23/112230/2895917/218/the-avengers-age-of-ultron–3d–bersenang-senang-sesuai-harapan

Whatsapp